Minggu, 04 Januari 2015

Catatan Pendakian Gunung Rajabasa

Gunung Rajabasa adalah gunung berapi dengan kerucut vulkanik yang terdapat di Selat Sunda di bagian tenggara dari Sumatera, terletak di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Memiliki puncak kawah dengan lebar 500×700 meter dengan bagian daratan berawa, gunung berapi diselimuti dengan berbagai vegetasi. Walaupun aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki dan lereng gunung. Terjadi kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada April 1863 dan Mei 1892 serta tidak diketahui kapan terjadi erupsi. Gunung Rajabasa kurang lebih berjarak 5 km dari Kota Kalianda ke arah selatan, terletak tidak jauh dari pantai sehingga gunung ini bisa terlihat dari laut pada penyeberangan Merak – Bakauheni. Gunung Rajabasa Tinggi 1.281 m (4,203 kaki) Letak Sumatera, Indonesia Rangkaian Bukit Barisan Koordinat / 5.783333°S 105.625°E Jenis stratovolcano Letusan terakhir tidak diketahui.



Perbatasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa

kawah Gunung Rajabasa
               
Hari sabtu tanggal 16-17 Agustus 2014 Kami berangkat dari Desa Sumur Kumbang desa di kaki Gunung Rajabasa Lebih Tepat nya Dari Rumah Bang Gondrong Atau Yang Sering Bisa Di sebut Bang Bule.
Dia Adalah Seseorang yang Selama ini Melindungi gunung Rajabasa.


Bang Gondrong Atau Bang Bule
                                                   
. Desa ini berjarak 5 kilometer dari Kalianda, ibukota Lampung Selatan dan dihuni warga suku Sunda.
Untuk mencapai puncak dibutuhkan waktu pendakian 6 sampai 8 jam dan melewati 5 pos peristirahatan. Selama mendaki hingga Pos 1, dijumpai banyak mata air. Jalan kaki dari Desa Sumur Kumbang ke Pos 1 memakan waktu sekitar 1 jam setengah. Di kiri kanan jalur pendakian terdapat kebun cokelat, kopi dan durian, milik warga.

Di sini banyak jalan menuju Pos 1 Kami Di Pandu Dengan Bang Ustad Atau Yang Biasa Di Sebut Bang Reza Dia adalah Anak Didik Dari Bang Gondrong


Bang Reza Guide Gunung Rajabasa

jangan coba-coba naik tanpa di pandu warga di sana. sebab, risiko bisa tersesat. jangan terjebak dengan jalur yang biasa dilalui warga untuk menuju kebun mereka. 
Salah memilih jalur, maka akan terjebak di jalur buntu sehingga pendaki harus balik lagi. Selain menghabiskan waktu dan tenaga, peluang tersesat juga besar sekali.

etengah jam berikutnya kami tiba di Pos 1. Kami segera mendirikan 2 tenda domeyang Kami bawa. Segera setelah selesai hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah merebus air untuk menuangkannya ke dalam kopi instan. Tubuh Kami perlu tetap hangat agar tidak masuk angin. Reza ternyata sudah antisipasi dengan membawa kompor dengan bahan bakar sepirtus. Berbeda dengan kompor bahan bakar gas tabung yang sulit dinyalakan pada saat hujan,sepirtus tetap menyala walau bercampur air hujan. Sepirtus juga Kami gunakan untuk menyalakan api dengan menyiramkan ke ranting-ranting yang basah secara bertahap.

Fenomena alam yang aneh terjadi malam itu, walaupun hujan bulan tetap bersinar. Malam yang Kami lewatkan di Pos 1 lebih sering hujan dari pada terang. Pos 1 sendiri luasnya tidak seberapa hanya cukup untuk 4 tenda dome dengan kapasitas 4 orang. Tempat ini dijadikan Pos 1 karena dekat dengan sungai yang jernih dan hanya memerlukan 1 jam setengah perjalanan dari desa Sumur Kumbang. Sungai penting untuk MCK dan sumber air minum.


Sungai Di Pos 1

Menuju Pos 2 jalur cukup jelas. Tetapi trekingnya kian terjal. Banyak jalur yang tertutup pohon tumbang. Kebun warga sudah tidak ada di sini. Semuanya vegetasi hutan yang rapat.

Perjalanan Pos 2

Beristirahat sekitar 10 menit, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3. Jarak dari Pos 2 ke Pos 3 sesungguhnya pendek, tetapi medannya makin berat. Jalur benar-benar tertutup rapat oleh vegetasi.

Di sini udara makin dingin. Maklum saja, akibat lantaran cuaca tak bersahabat, hujan disertai angin dan mendung tebal. Jurang di sisi kanan dan kiri membuat pendaki wajib ekstra hati-hati kalau mau selamat. Sementara jalurnya sempit, hanya cukup untuk pijakan kaki. Tanahnya mudah runtuh.  Kamipun beberapa kali mesti melompati batang kayu tua dan licin yang roboh merintangi jalur.


Merasa cukup segar, kami meneruskan perjalanan ke Pos 4. Tetapi, lagi-lagi, jalurnya makin berat. Kami mesti melalui trek di bibir kawah. Tidak ada benda kering di sepanjang perjalanan menuju Pos 4. Tanah, batu, dan pohon, semuanya basah karena hujan angin.


Sampai Pos 4, kami beristirahat sejenak untuk meluruskan kaki,  yang lelah bukan main akibat berjalan kaki hampir 5 jam. Jarak ke puncak sudah dekat, sekitar 1 jam lagi. kami melanjutkan perjalanan karena cuaca semakin tak bersahabat, teman temanku terdiam membisu kedinginan, oleh karena itu kami lanjut jalan.


sampailah kami di pos 5, saya dan teman teman beristirahat sejenak. arah ke puncak sudah dekat, sekitar 10 meter lagi ke puncak Gunung Rajabasa.


Pemandangan Puncak Gunung Rajabasa

Setelah Sampai Puncak Bang Reza Melihat Kejanggalan Di Puncak Gunung Rajabasa Yang Berupa Merusak Alalm Banyak Plang Yang Di tempel Dengan Menggunakan Paku Dan Bang Reza Langsung Mencabut Agar Gunung Rajabasa Tetap Alami dan Tetap Rimba dan membawa Pulang untuk Di Laporkan Kepada Bang Gondrong

Plang Perusak Gunung Rajabasa

Sesudah Sampai Puncak Kamipun Tak Lama beristirahan dan melanjutkan turuh ke kawah Rajabasa. Kawah selebar 500 x 700 meter ini berupa danau berawa yang menjadi bukti Gunung Rajabasa pernah meletus. Tetapi sampai sekarang tidak ada yang tahu persis kapan erupsi itu terjadi. 
Jalur yang licin semakin sulit didaki lantaran hujan semalaman. Banyak Hewan atau binatang berbahaya yang perlu diwaspadai apabila anda ingin menuju ke kawah, sebut saja PACET. Di kawasan kawah ini banyak binatang penghisap darah. beribu ribu PACET tinggal di kawasan kawah ini.

Hari itu, hari yang menyebalkan bagiku, puluhan PACET menempel di sepatuku dan 5 PACET menggigit kakiku dan tubuhku. terasa gatal bila digigit hewan kecil penghisap darah itu.


Darah yang Di Hisap Pacet

Di kawah ini terdapat sebuah batu besar berbentuk persegi empat dengan luas sekitar 2 x 2 meter. Orang-orang menyebutnya Batu Cukup. Disebut demikian karena sebanyak apapun orang duduk di atasnya, selalu cukup.

Demikianlah Catatan kami Jika ada Kata-Kata Yang Kurang Bagus Kami Minta maaf Nama Nya Juga Manusia



1 komentar: